Jumat, 15 Januari 2010

Hina'an

Kata-kata buruk dan kamus hina'an bagi anak-anak 7g

Wimbo : Bathok
Kula : Gomezz
Mijan : Jempol RAKSASA / Dedhek
Aldut : Pipi ? 4
Sutrizz : Memble / Kumisan
Musslim : Krempeng / Tlinga lebar
Nadhif : Gigi penjara, tapi katanya bentar lagi dibebaskan

Sekian dulu aku lupa mau nulis apa lagi

Rabu, 02 Desember 2009

Jari Gemuk Farah

Tiba-tiba Farah berlari sambil menangis “Huuu huuuu huuuu…!”. “Lho, lho Farah kenapa menangis ?” sambut mama di depan pagar sambil cepat-cepat membuka gembok. “Farah nggak mau les piano lagi!” isak Farah. “Ooo.. begitu toh sudah kita masuk dulu ya nak, nanti kita bicara di dalam.” kata mama sambil memeluk Farah. Setelah meneguk air puti segelas, Farah menceritakan asal muasal kenapa dia nangis tadi. Rupanya, Farah nggak tahan diejek temen-temen lesnya. Jarimu kok gemuk sih. Mana mungkin bisa maen piano. Begitulah ejekan mereka. Mama hanya tersenyum. Sambil terus memeluk Farah, mama berkata, “Jangan hiraukan apa kata teman-temanmu. Belum tentu lho, mereka lebih jago dari kamu Farah. Yang penting Farah giat berlatih. Nanti kita lihat hasilnya. Ok, Farah! “Sejak saat itu Farah giat berlatih piano. Tiap hari ia berlatih selama satu jam. “Ma makasih ya sarannya. Teman-teman nggak pernah ngejek aku lagi, karena kata bu guru permainan pianoku lebih bagus di antara teman-temanku”, kata Farah dengan senyum mengembang di pipinya. Mama tersenyum bangga. Itulah hasilnya kalo kita giat berlatih. Keberhasilan didapat dari perjuangan yang gigih kan.

Senin, 30 November 2009

Hiu dan Lumba-Lumba







Ikan hiu dan ikan lumba-lumba mempunyai perangai yang berbeda, namun mereka tetap bersahabat. Ikan hiu dikenal mempunyai sifat serakah, ganas, dan kejam. Berlawanan dengan sifat ikan lumba-lumba yang penyabar dan bijak. Walaupun demikian mereka selalu bersama bila mencari makan.

Suatu hari, mereka beriringan mencari makan di lautan yang dalam. Ikan lumba-lumba senang memangsa ikan-ikan yang kecil, sedangkan ikan hiu lebih suka memangsa ikan-ikan yang besar. Ikan hiu mempunyai nafsu makan yang luar biasa.

Walaupun telah mendapat ikan yang besar sekalipun, kadang ikan hiu masih suka menangkap mangsa yang lain. Bahkan seringkali ikan hiu tidak menghabiskan mangsanya, karena perutnya sudah tidak muat lagi untuk menampung.

Ketika sampai di sebuah tempat, mereka segera mengejar-ngejar mangsa yang berada di sekitarnya. Ikan hiu dengan buasnya melahap ikan-ikan yang besar, sedang ikan lumba-lumba hanya memangsa ikan-ikan kecil yang berada di dekatnya. Ikan lumba-lumba memang tidak berminat memakan ikan-ikan yang besar, walaupun sebenarnya mudah didapat.

Tanpa sepengetahuan ikan hiu dan ikan lumba-lumba, tiba-tiba saja sebuah perahu nelayan berada tepat di atas mereka. Di atas perahu itu nampak dua orang nelayan yang akan menjaring ikan. Tidak lama kemudian, kedua nelayan menebarkan jaring-jaring perangkapnya.

Ikan hiu yang sedang memangsa ikan, terkejut melihat jaring-jaring yang ditebarkan nelayan itu. Namun dengan gerak cepat, ikan hiu dapat melesat dan menghindari jaring-jaring itu.

"Awas lumba-lumba! Ada jaring perangkap!" teriak ikan hiu memperingatkan ikan lumba-lumba. Tetapi sayang, karena gerakan ikan lumba-lumba tidak cepat, ia terperangkap.

"Tolong aku hiu! Aku terperangkap!" jerit ikan lumba-lumba meminta bantuan.

Ikan hiu mencoba memberikan pertolongan. Dengan gigi-giginya yang tajam ia berusaha memutuskan tali jaring-jaring perangkap itu. Tetapi usahanya sia-sia, karena kedua nelayan itu segera menarik jaring perangkapnya.

Saat menarik hasil tangkapannya, kedua nelayan itu merasa keberatan. Dengan sekuat tenaga perlahan-lahan hasil tangkapan itu dapat ditarik.

"Tampaknya hasil tangkapan kita banyak sekali hari ini!" ucap salah seorang nelayan dengan raut wajah gembira.
"Ya, kelihatannya begitu. Beratnya dua kali lipat dari biasanya!" ujar nelayan yang satunya lagi.

Lihat! Ada ikan yang besar sekali!" teriak salah seorang nelayan begitu melihat hasil tangkapannya di permukaan air.
"Pantas saja berat sekali!" seru nelayan yang satunya lagi. Kemudian mereka mengangkat hasil tangkapannya itu ke atas perahu."Akan kita apakan ikan yang besar ini?" tanya nelayan itu.

"Sebaiknya kita jual saja bersama dengan ikan-ikan yang lain. Mungkin harganya lebih mahal!" jawab nelayan satunya. Mendengar dirinya akan dijual di pasar, ikan lumba-lumba hanya dapat menangis tersedu-sedu. Tubuhnya menggeliat kepanasan karena terik matahari yang mulai menyengat.

Kedua nelayan itu memperhatikan gerak-gerik ikan lumba-lumba yang menggeliat di atas perahu mereka. Kulitnya mulai mengering karena panasnya sinar matahari. Air mata ikan lumba-lumba mulai menetes dan membasahi seluruh tubuhnya.

"Lihatlah! ikan besar itu menangis!" seru seorang nelayan.
"Ya, tampaknya ikan itu sedih mendengar dirinya akan dijual di pasar." Jawab nelayan yang satunya. "Bagaimana kalau ikan besar itu kita lepaskan kembali ke laut? Aku tidak tega melihat ikan ini menangis terus."

"Baiklah kalau begitu, akupun tidak tega menjual ikan sebesar ini ke pasar. Kalau begitu mari kita lepas ikan ini." Ucap nelayan yang satu dengan hati terharu.

Mereka mengangkat dan melepaskan ikan lumba-lumba ke laut. Ikan lumba-lumba berhenti menangis, hatinya berubah gembira tak terkira karena selamat dan tidak jadi dijual oleh nelayan itu. Sebagai tanda terima kasihnya, ikan lumba-lumba berlompat-lompat di depan perahu mereka, dan bersiul tanda gembira. Kedua nelayan itupun senang dan tersenyum melihat ikan lumba-lumba tidak bersedih lagi. Kemudian nelayan itu pulang.

"Hai hiu! Aku selamat!" sapa ikan lumba-lumba kepada ikan hiu dengan hati gembira.
"Bagaimana kau bisa lolos?" tanya ikan hiu keheranan.

"Nelayan-nelayan itu yang melepaskanku. Mereka itu baik hatinya. Mereka tidak sampai hati menjualku ke pasar. Padahal katanya, aku bisa dijual dengan harga mahal." Cerita ikan lumba-lumba pada ikan hiu.

"Ah tidak, nelayan-nelayan itu serakah! Seharusnya aku yang mendapatkan ikan-ikan besar tadi. Karena nelayan itu menjaringnya aku jadi tidak kebagian!" ujar ikan hiu dengan hati kesal.

"Tidak kawan, nelayan itu tidak serakah. Kalau mereka serakah, pasti aku sudah dijualnya tadi." Ucap ikan lumba-lumba menyangkal pendapat ikan hiu.

"Tidak, aku tetap tidak suka dengan nelayan itu. Mereka tangkap semua ikan-ikan yang seharusnya menjadi bagianku. Kelak suatu saat, bila ada perahu nelayan yang hancur diterjang badai, aku akan memangsa mereka sebagai gantinya." Demikian ikan hiu bersumpah.

"Jangan kawan, janganlah kamu berbuat begitu. Kamulah yang sebenarnya serakah. Tidak puaskah kamu memakan ikan-ikan yang ada. Rasa-rasanya kita tidak akan kekurangan makanan, walaupun nelayan-nelayan itu menangkapi ikan-ikan di sini setiap hari." Tutur ikan lumba-lumba menasihati.

"Bila kelak ada manusia yang tertimpa musibah, aku pasti akan menolongya. Sebab aku merasa berhutang budi kepada nelayan yang telah menolongku. Aku tak akan melupakan budi baik mereka. Makanya aku berjanji akan selalu menolong manusia yang kesusahan." Begitulah janji ikan lumba-lumba untuk membalas kebaikan manusia.

Sampai di sinilah kisah ikan hiu dan ikan lumba-lumba, dua tokoh yang berlainan sifatnya. Ikan hiu yang mempunyai sifat buruk merasa dendam dengan manusia, lantas dia membenci manusia. Sedangkan ikan lumba-lumba merasa berhutang budi kepada manusia, sehingga ikan lumba-lumba berjanji akan selalu menolong manusia yang tertimpa musibah.

Minggu, 29 November 2009

Ular dan Ayam



Pada suatu hari ada seorang tukang kayu menemukan dua butir telur. Dia berkata "Mmm, Ada dua butir telur aku simpan saja kedua telur ini di lubang pohon !". Diletakkanya kedua telur tersebut di rongga pohon yang cukup besar. Lama-kelama'an telur tersebut menetas menjadi se'ekor Ayam dan Ular. Mereka hidup rukun dan bahagia. Sampai saat mereka harus bertelur. Mereka bersama-sama menjaga telur-telurnga tersebut. Tetapi suatu hari saat mereka mencari makan tetapi ular tidak menemukan se'ekor pun kodok untuk dijadikan makanakanya. Dengan perut keroncongannya ia kembali kedalam sarang dengan tangan hampa. Ia berfikir sejenak dan menemukan ide yang sangat jahat skali. Ia ingin menelan sebutir telur ayam yang hangat dan kelihatan sangat enak. Setelah selesai mencari makan ia kembali ke sarang dan otomatis ayam pun sangat terkejut karena telurny menghilang satu. Ia pun bertanya pada ular "Ular, kenapa telurku berkurang satu ??". Ular pun menjawab "maaf Ayam, tadi ada seekor musang mencuri telurmu, Lain kali aku akan menjaga telur-telurmu lebih baik lagi". Keesokan harinya Ular menelan telur ayam lagi dan saat ditanya ayam ia juga menjawab sama seperti kemarin. Sampai telur ayam tinggal satu butir Saat ayam mencari makanan ia berfikir kalau lebih baik utuk membawa telur ayam itu saja. Saat ayam kembali ke saramn dia sangat terkejut sampai jantungnya mau copot. Melihat ayam sedang menelan telurnya yang sebutir tadi. Ular langsung memecahkan semua dengan paruhnya yang kuat. Ia langsung kabur dan ular bersumpah akan selalu memangsa keturunan ayam dan ayam pun memberi tahu pada keturunan-keturunanya agar berhati-hati jika ada ular. Sampai saat ini ketika ayam mendengar suara medesis "Sssiiissss......" langsung ayam kabur berlarian kesana-kemari seperti ada yang memperingatkan.

Senin, 28 September 2009

About My Father


Hello my name is Aries Fadli Prayoga you can call me Yoga. I was born 7 April 1997. So, I’m 12 years old. I live with my father and my mother in Perum Garden Palma Block C-1.

I will introduce my father his name Didik Konfrontiono you can call him Mr. Didik bunt I call him Papa. He was born in Kediri, 27 April 1964. So, he is 45 years old. He has brown eyes and black hair. And I have black eyes and black hair like my mother.

He work as its job supervisor electrical is to plan, drawing up, observing, and examination to worker in Total Indonesia Exploration & Production. He is also sometime work in the middle of sea.

He does not always work every day but him come home two weeks once. He is everyday of moment him at home is to look after orchid flower and is big. His hobbies is playing computer and listening. Its song of him is Mbah Surip.

Selasa, 23 Juni 2009

Anda Ingin Pintar Seketika ???

Jika ingin pintar dan selalu lulus ujian dengan nilai yang sangat memuaskan caranya adalah selalu berdoa dan belajar.

Di Sini ada 5 Cara Penting Agar Belajar Lebih Menyenangkan :

  1. Cari tempat yang menurut kamu paling nyaman (Boleh di Mana saja)
  2. Saat anda belajar kamu boleh melakukan apapun yang menurut kamu membuat bersemangat tapi tidak mengganggu konsentrasi anda (Seperti mendengarkan lagu/apa aja boleh)
  3. Pilih cara belajar yang menurut kamu paling efektif (Mengerjakan Soal/Membaca dan Menghafal)
  4. Harus giat belajar, juga jangan cuma sekali-kali kalau cuma sekali ya percuma
  5. Berdoa dengan khusyuk dan solat 5 waktu enggak boleh bolong-bolong

Jika sudah melakukan semua itu kamu akan senang seperti ini